1.1
The Global Marketplace Is Also
Local
kita hidup di era
globalisasi, dimana produk dalam negeri harus mampu bersaing dengan produk luar
negeri. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih senang memakai produk impor,
bahkan soal belanja alat kesehatan oleh Kemenkes saja hanya 5% beli produk
dalam negeri. Kurangnya minat masyarakat terhadap produk dalam negeri tentu dapat mengakibatkan kalahnya persaingan
dengan produk luar negeri.
Masyarakat Indonesia masih mengedepankan gengsinya
masing-masing. Dengan menggunakan produk luar negeri mereka merasa memiliki
tingkat percaya diri lebih. Sebagian masyarakat malah memandang sebelah mata
pada produk dalam negeri. Padahal, banyak produk dalam negeri yang tidak kalah
bagus dengan produk luar negeri. Hanya karena gengsi, produk luar negeri lebih
berpengaruh daripada produk dalam negeri di negeri kita sendiri.
Saat ini industri fashion sangat diminati masyarakat
Indonesia. Tidak mau ketinggalan, anak dalam negeri ini mencari peluang untuk
meramaikan pasar lokal. Seperti halnya mereka mencari peluang dalam bidang
industri fashion. Dalam dunia fashion, aksesoris tentu saja memiliki peranan
penting dalam menunjang penampilan. Jam tangan menjadi salah satu aksesoris
yang tidak boleh ketinggalan. Selain untuk melihat waktu, kita juga bisa
menggunakannya untuk terlihat menarik.

Introduction and Overview
Saat belanja, kalian pasti
tahu mana produk dan merek yang menjadi favorit kalian. Tidak ketinggalan, aksesoris
pasti selalu menjadi perhatian para penikmat fashion. Selain melihat fungsinya,
pasti kita selalu lihat tampilan dari aksesoris tersebut, apakah cocok dengan
kita atau tidak. Dengan adanya peluang dalam industri tersebut, anak dalam
negeri ini pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuat aksesoris yang
tidak biasa. Bukan jam tangan dari plastik, karet maupun stainless steal, jam
tangan yang berbahan dasar kayu itu pun jadi pilihan. Selain unik, jam tangan
tersebut memiliki nilai estetika yang luar biasa bagi para pencintanya. Jam
tangan tersebut pertama kali dibuat pada tahun 2011, dan menjadi pioneer jam
tangan kayu di Indonesia. Anak dalam negeri ini mengusung nilai-nilai budaya
Indonesia pada setiap jam tangan yang mereka buat. Itulah yang membedakan jam
tangan buatan dalam negeri ini dengan jam tangan luar negeri.
Masyarakat Indonesia masih banyak yang meragukan hasil
tangan anak dalam negeri. Seperti halnya, mereka masih menggunakan produk jam
tangan yang terbuat dari negeri sakura ini. Merek jam tangan asal negeri sakura
ini sudah banyak dipakai anak muda Indonesia. Sebagian anak muda zaman sekarang
lebih suka kepraktisan, sebagian dari mereka lebih suka menggunakan jam tangan
digital karena lebih eye catching dibanding dengan jam tangan analog, dan yang
pasti jam tangan buatan dari negeri sakura ini lebih tahan air. Jika produk
dari negeri sakura lebih mengunggulkan jam tangan digital, beda halnya dengan
jam tangan buatan anak negeri yang semuanya menggunakan analog. Dan yang biasa
menggunakan jam tangan buatan anak negeri ini biasanya memiliki selera yang
unik dan tidak main-main.
Jam tangan buatan anak negeri ini mengambil 4 strategi
pemasaran dalam pemasaran global:
·
Market penetration: jam tangan buatan anak negeri
memberikan potongan harga khusus untuk konsumen baru pada saat pembelian
pertama. Dan membagikan katalog pada setiap pelanggalan yang mencantumkan
emailnya, agar selalu menjadi yang pertama untuk tahu produk-produk terbarunya.
·
Market development: khusus untuk sebagian negara di
Eropa, jika ingin membeli jam tangan buatan anak negeri ini bisa melalui
website amazon. Dan untuk yang berada di USA, jam tangan buatan anak negeri ini
ada di salah satu store di California.
·
Product development: jika anda pengguna smart watch tetapi
ingin menggunakan produk anak negeri ini, tidak perlu khawatir. Karena mereka
menawarkan tali jam yang sudah pasti terbuat dari kayu, untuk menambah kesan
klasik dan mewah pada smart watch kamu.
·
Diversification: anak negeri ini tidak kehabisan akal untuk
beriniovasi. Selain jam tangan yang sudah banyak diminati, mereka juga membuat
kacamata untuk menunjang penampilan kamu.
Principles of Marketing: A Review
Sebagaimana didefinisikan
dalam bagian sebelumnya, pemasaran adalah salah satu bidang fungsional bisnis
berbeda dengan keuangan. Pemasaran juga dapat dianggap sebagai serangkaian
kegiatan untuk memproses desain produk, manufaktur, dan logistik. Keputusan disetiap
tahap, mulai dari ide konsep hingga tinjauan setelah penjualan, harus diambil
dalam kemampuan mereka agar menciptakan nilai untuk pelanggan.
Marketing mix adalah
kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
yaitu, produk, harga, promosi, dan distribusi.
Competitive advantage, Globalization,
and Global Industries
Ketika
sebuah perusahaan berhasil menciptakan lebih banyak nilai bagi pelanggan
daripada para pesaingnya, perusahaan tersebut dikatakan menikmati keunggulan
kompetitif dalam suatu industri. Pemasaran global sangat penting jika
perusahaan bersaing dalam industri global atau salah satunya globalisasi.
Indikator
globalisasi meliputi rasio perdagangan lintas batas terhadap total produksi
dunia, rasio investasi lintas batas terhadap total investasi modal, dan
proporsi industri, pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersaing di
semua wilayah dunia.
Industri
global adalah industri yang kompetitif, keuntungan dapat dicapai dengan
mengintegrasikan dan memanfaatkan operasi di seluruh dunia. Dengan kata lain,
suatu industri bersifat global sejauh posisi industri suatu perusahaan
di satu negara saling
bergantung dengan posisi industrinya di negara lain.
Globalisasi bukan lagi abstraksi tetapi kenyataan yang
nyata. Memilih untuk tidak berpartisipasi di pasar global bukan lagi pilihan.
Semua perusahaan, terlepas dari ukurannya, harus menyusun strategi dalam
konteks pasar dunia yang lebih luas untuk mengantisipasi, merespons, dan
beradaptasi dengan
mengubah konfigurasi pasar
ini.
Global Marketing: What It
Is and What It Isn’t
Pemasaran
akan bervariasi dari satu negara ke negara karena alasan sederhana bahwa negara
dan orang-orang di dunia berbeda. Perbedaan-perbedaan ini berarti bahwa
pendekatan pemasaran yang telah terbukti berhasil di satu negara belum tentu
berhasil di negara lain. Preferensi pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan
media komunikasi mungkin berbeda. Tugas manajerial yang penting dalam pemasaran
global adalah belajar untuk mengenali sejauh mana dimungkinkan untuk memperluas
rencana pemasaran dan program di seluruh dunia, serta sejauh mana adaptasi
diperlukan.
Jam tangan
buatan anak negeri ini mampu bersaing dengan jam tangan buatan luar negeri. Walaupun
karakteristik pembeli jam tangan ini dengan jam tangan pada umumnya pasti
berbeda karena tidak semua orang menyukai jam tangan berbahan dasar kayu
tersebut. Seperti pesaingnya, jam tangan asal negeri sakura tersebut sudah banyak
dipakai oleh masyarakat Indonesia, khususnya para remaja. Dengan model dan
warna yang sangat bervariatif memang cocok sekali dengan pembawaan remaja yang
ceria. Walaupun banyak pesaing yang
berada di pasar lokal, tetapi tidak membuat anak negeri putus berinovasi,
justru membuat mereka lebih semangat untuk mencari peluang pada pasar global
seperti sekarang ini.
Dalam
pemasaran satu negara, pengembangan strategi menangani dua masalah mendasar,
memilih target pasar dan mengembangkan bauran pemasaran. Partisipasi pasar
global adalah sejauh mana perusahaan beroperasi di pasar-pasar utama dunia.
Marketing Mix Element
|
Jam Tangan Anak Negeri
|
Jam Tangan Negeri Sakura
|
Product
|
Jam tangan kayu
|
Jam tangan plastik, stainless, kulit
|
Promotion
|
Melalui sosial media, dan website
|
Membuka store-store di pusat perbelanjaan
|
Place
|
Store yang menyebar diberbagai negara diantaranya: MENA, Malaysia, Japan,
USA
|
Over 120 countries
|
price
|
IDR 950.000- 3.000.000
|
IDR 250.000-jutaan rupiah
|
Management Orientations
Bentuk dan substansi dari
respons perusahaan terhadap peluang pasar global sangat bergantung pada asumsi
atau keyakinan manajemen — baik sadar maupun tidak sadar — tentang sifat dunia.
Pandangan dunia dari personil perusahaan dapat digambarkan sebagai etnosentris,
polisentris, regiosentris, atau geosentris.
Ethnocentric Orientation
Seseorang yang mengasumsikan
bahwa negara asalnya lebih unggul dari yang lain di dunia dikatakan memiliki
orientasi etnosentris. Etnosentrisme kadang-kadang dikaitkan dengan sikap
arogansi nasional atau asumsi superioritas nasional; itu juga dapat
memanifestasikan dirinya sebagai ketidakpedulian terhadap peluang pemasaran di
negara asal.
Polycentric Orientation
Orientasi polisentris adalah
kebalikan dari etnosentrisme. Istilah polisentris menggambarkan kepercayaan
atau asumsi manajemen bahwa setiap negara tempat perusahaan berbisnis adalah
unik. Asumsi ini menjadi dasar bagi setiap anak perusahaan untuk mengembangkan
bisnis dan strategi pemasarannya sendiri yang unik agar berhasil; istilah
perusahaan multinasional sering digunakan untuk menggambarkan struktur seperti
itu.
Regiocentric
Orientation
Dalam sebuah perusahaan dengan orientasi regiosentris,
suatu wilayah menjadi unit geografis yang relevan. Tujuan manajemen adalah
untuk mengembangkan strategi regional yang terintegrasi.
Geocentric
Orientation
Perusahaan dengan orientasi geosentris memandang seluruh
dunia sebagai pasar potensial dan berusaha mengembangkan strategi global
terintegrasi. Perusahaan yang manajemennya mengadopsi orientasi geosentris
kadang-kadang dikenal sebagai perusahaan global atau transnasional.
Summary
Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk menciptakan, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan para pemangku kepentingannya. Perusahaan yang bergerak dalam pemasaran
global memfokuskan sumber dayanya pada peluang dan ancaman pasar global. Sama halnya
pada jam tangan buatan anak negeri ini, mereka harus mampu bersaing dan fokus
mencari peluang agar dapat mengungguli pesaingnya terutama jam tangan buatan
negeri sakura tersebut. Cintailah produk dalam negeri.
Daftar Pustaka
Samuel Craig and
Susan P. Douglas, “Responding to the Challenges of Global Markets: Change,
Complexity, Competition, and
Conscience,” Columbia Journal
of World Business 31, no. 4 (Winter
1996), pp. 6–18.
Vijay Govindarajan
and Anil Gupta, “Setting a Course for the New Global Landscape,” Financial Times—Mastering Global Business, part I (1998), p. 3.
Adapted from Howard
Perlmutter, “The Tortuous Evolution of the Multinational Corporation,” Columbia Journal
of World Business (January–February 1969).
Comments
Post a Comment